Tragedi Ujian Nasional 2009



Benar benar memilukan melihat tingkah para pelajar akhir akhir ini. Dari berbagai pemberitaan di berbagai media, banyak diantara mereka yang saling berbagi kunci jawaban, atau ada siswa yang melakukan ritual tertentu agar lulus ujian. Dan yang lebih ironis lagi, ada oknum guru yang sengaja mengganti jawaban ujian muridnya yang salah biar menjadi benar.

Memang dengan sistem seperti yang diterapkan di Indonesia, sangat mendorong siswa untuk melakukan apapun agar mencapai nilai ujian yang tinggi. Hal itu juga bahkan dilakukan oleh oknum guru agar anak didiknya lulus, entah karena urusan harga diri atau demi kelangsungan sekolah tempat ia mengajar.


Seharusnya sistem kelulusan yang hanya ditentukan oleh Unas ini perlu direvisi. Ada beberapa hal yang menurut saya perlu untuk dicermati, yaitu :

§ Pendidikan merupakan suatu rangkaian sistem yang tidak dapat dipisahkan, meliputi penyampaian ilmu pengetahuan serta pendidikan moral selama 3 tahun (SMP dan SMU) serta 6 tahun(SD). Alangkah bijaknya jika penentuan lulus tersebut juga memperhatikan proses yang dijalani, tidak semata mata bertumpu pada hasil akhir yang diwujudkan dalam nilai UNAS.
§ Bisa jadi, pada saat menjalani Unas siswa tidak dalam performa terbaiknya. Mungkin saja saat itu sedang mengalami masalah keluarga, pertemanan dll atau kondisi fisiknya yg sedang tidak fit. Pada kasus seperti ini bisa saja terjadi seorang siswa yang sebenarnya pandai tapi tidak dapat lulus karena nilai ujiannya jelek.
§ Diakui atau tidak, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda beda. Mungkin saja ada siswa yang unggul dalam hal matematika dan IPA tetapi lemah dalam bidang Bhs Inggris. Jadi bisa saja terjadi siswa tersebut tidak lulus karena nilai unas bhs inggrisnya jelel, padahal nilai lainnya istimewa.
§ Kualitas sekolah di seluruh Indonesia sangatlah beragam. Di sekolah favorit yang banyak terdapat di kota besar, tentu tidak masalah karena mereka ditunjang oleh staf pengajar yang mumpuni serta fasilitas yang sangat komplit. Tetapi bagaimana dengan sekolah lain yang kadangkala memiliki staf pengajar yang minim? Nampaknya kurang adil jika siswa siswa itu harus mengerjakan soal yang sama.


Share this :

Ahmadplace merupakan blog personal yang kami gunakan untuk menampung ide, pikiran dan pengetahuan kami dalam bentuk tulisan atau artikel. Subscribe ya...

Previous
Next Post »
5 Komentar
avatar

tidak semata mata bertumpu pada hasil akhir yang diwujudkan dalam nilai UNAS?

Balas
avatar

tragis negara kita punya generasi yg eh.......

Balas
avatar

ah.........aku jadi tidak emngakui kalau aku warga indonesia dan pernah sekolah disana.........tapi aku tdk dapat memungkiri.....

Balas
avatar

hahahahaah aku juga pernah seperti itu.......hahahahahah maaf ya

Balas

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔

Berlangganan Artikel

Enter Email To Get Latest Update, Then Click Submit

Update will be sent byFeedBurner