Benar benar memilukan melihat tingkah para pelajar akhir akhir ini. Dari berbagai pemberitaan di berbagai media, banyak diantara mereka yang saling berbagi kunci jawaban, atau ada siswa yang melakukan ritual tertentu agar lulus ujian. Dan yang lebih ironis lagi, ada oknum guru yang sengaja mengganti jawaban ujian muridnya yang salah biar menjadi benar.
Memang dengan sistem seperti yang diterapkan di Indonesia, sangat mendorong siswa untuk melakukan apapun agar mencapai nilai ujian yang tinggi. Hal itu juga bahkan dilakukan oleh oknum guru agar anak didiknya lulus, entah karena urusan harga diri atau demi kelangsungan sekolah tempat ia mengajar.
Seharusnya sistem kelulusan yang hanya ditentukan oleh Unas ini perlu direvisi. Ada beberapa hal yang menurut saya perlu untuk dicermati, yaitu :
§ Pendidikan merupakan suatu rangkaian sistem yang tidak dapat dipisahkan, meliputi penyampaian ilmu pengetahuan serta pendidikan moral selama 3 tahun (SMP dan SMU) serta 6 tahun(SD). Alangkah bijaknya jika penentuan lulus tersebut juga memperhatikan proses yang dijalani, tidak semata mata bertumpu pada hasil akhir yang diwujudkan dalam nilai UNAS.
§ Bisa jadi, pada saat menjalani Unas siswa tidak dalam performa terbaiknya. Mungkin saja saat itu sedang mengalami masalah keluarga, pertemanan dll atau kondisi fisiknya yg sedang tidak fit. Pada kasus seperti ini bisa saja terjadi seorang siswa yang sebenarnya pandai tapi tidak dapat lulus karena nilai ujiannya jelek.
§ Diakui atau tidak, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda beda. Mungkin saja ada siswa yang unggul dalam hal matematika dan IPA tetapi lemah dalam bidang Bhs Inggris. Jadi bisa saja terjadi siswa tersebut tidak lulus karena nilai unas bhs inggrisnya jelel, padahal nilai lainnya istimewa.
§ Kualitas sekolah di seluruh Indonesia sangatlah beragam. Di sekolah favorit yang banyak terdapat di kota besar, tentu tidak masalah karena mereka ditunjang oleh staf pengajar yang mumpuni serta fasilitas yang sangat komplit. Tetapi bagaimana dengan sekolah lain yang kadangkala memiliki staf pengajar yang minim? Nampaknya kurang adil jika siswa siswa itu harus mengerjakan soal yang sama.
5 Komentar
tidak semata mata bertumpu pada hasil akhir yang diwujudkan dalam nilai UNAS?
Balastragis negara kita punya generasi yg eh.......
Balasmemalukan!!!!111
Balasah.........aku jadi tidak emngakui kalau aku warga indonesia dan pernah sekolah disana.........tapi aku tdk dapat memungkiri.....
Balashahahahaah aku juga pernah seperti itu.......hahahahahah maaf ya
BalasPenulisan markup di komentar